Rindu, bimbang dan takut berhambur
Sampai detak jantung pun tak teratur
Pikiran tak menentu bercampur baur
Hati bertanya ‘tuk segera diselusur
Apakah pusaka lagi sedih dan hancur...?
Atukah lagi berdendang dan subur...?
Entahlah...
Hanya Allahlah yang maha Ghofur
Sang Kholik sebagai pengatur
Hanya Do’a ku panjat walau berangsur
Ku ingat masa-masa yang harmonis
Masih terasa basah dan manis
Hayalpun datang secara berbaris
Berawal dari tangan yang simpatis
Mengalir kasih yang takan habis
Sayang yang takan hilang dan teriris
Ingin lagi kurasakan bahkan fantastis
Tapi entahlah...
Jarak yang tiada lagi bergaris
Kendalapun yang masih berlapis
Dan do’a lagi hingga menjadi simbolis
Belum ada tanggapan untuk "PUISI - Entahlah"
Posting Komentar